Kemiskinan masih menjadi salah satu tantangan besar dalam pembangunan nasional di Indonesia. Meskipun data menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun, kemiskinan tetap berdampak luas terhadap kualitas hidup, pendidikan, kesehatan, dan kesetaraan ekonomi masyarakat. Artikel ini akan menjelaskan secara komprehensif apa itu tingkat kemiskinan, bagaimana kondisi terkini di Indonesia, serta faktor penyebab dan upaya penanggulangannya.

Apa Itu Tingkat Kemiskinan?

Tingkat kemiskinan adalah persentase jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, yaitu batas minimum pengeluaran yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup seperti makanan, tempat tinggal, dan layanan dasar lainnya.

Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan garis kemiskinan berdasarkan pengeluaran minimum untuk kebutuhan makanan dan non-makanan. Sementara itu, lembaga internasional seperti Bank Dunia menggunakan pendekatan berbasis pendapatan per hari (contoh: US$2,15 dan US$6,85 per hari per kapita dengan paritas daya beli/PPP).

Kondisi Terkini Kemiskinan di Indonesia

Menurut data BPS September 2024:

  • Tingkat kemiskinan nasional berada di angka 8,57% dari total penduduk, atau sekitar 24,06 juta orang.

  • Angka ini merupakan tingkat kemiskinan terendah sejak 1960, menunjukkan tren perbaikan berkelanjutan.

  • Rincian berdasarkan wilayah:

    • Perkotaan: 6,66%

    • Perdesaan: 11,34%

Namun, jika menggunakan standar Bank Dunia (upper-middle income), lebih dari 60% penduduk Indonesia masih tergolong miskin karena penghasilan mereka belum mencapai standar kesejahteraan global.

Faktor Penyebab Kemiskinan

  1. Keterbatasan Akses Pendidikan dan Keterampilan
    Masyarakat dengan pendidikan rendah cenderung sulit mendapat pekerjaan yang layak.

  2. Ketimpangan Ekonomi Antarwilayah
    Daerah seperti Jawa dan Bali jauh lebih maju dibanding Papua dan Nusa Tenggara.

  3. Lapangan Kerja Tidak Produktif
    Banyak penduduk bekerja di sektor informal dengan pendapatan tidak menentu.

  4. Bencana Alam dan Krisis Ekonomi
    Pandemi COVID-19, inflasi, dan kenaikan harga bahan pokok berdampak signifikan terhadap daya beli.

  5. Keterbatasan Infrastruktur dan Layanan Publik
    Terutama di daerah terpencil, layanan kesehatan, transportasi, dan air bersih masih kurang.

Program Penanggulangan Kemiskinan

Pemerintah Indonesia telah menjalankan berbagai program untuk menekan kemiskinan, antara lain:

  • Bantuan Sosial Tunai (BST) dan Program Keluarga Harapan (PKH)

  • Kartu Prakerja untuk pelatihan kerja

  • Subsidi pangan dan bantuan sembako (BPNT)

  • Dana Desa untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa

  • Pembangunan Infrastruktur Merata ke daerah tertinggal

Program-program ini bertujuan mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin sekaligus meningkatkan kemampuan ekonomi mereka dalam jangka panjang.

Tantangan ke Depan

Walau tren menurun, beberapa tantangan utama masih menghambat pengentasan kemiskinan:

  • Kemiskinan ekstrem di wilayah seperti Papua dan Nusa Tenggara

  • Kesenjangan digital dan pendidikan di perdesaan

  • Ketergantungan terhadap sektor informal

  • Efektivitas distribusi bantuan dan minimnya evaluasi dampak program

Kesimpulan

Tingkat kemiskinan di Indonesia memang terus menunjukkan penurunan yang menggembirakan, tetapi kualitas hidup masyarakat miskin belum sepenuhnya pulih. Upaya pemerintah dalam bentuk bantuan sosial dan pembangunan infrastruktur harus dibarengi dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat, pendidikan, dan peningkatan produktivitas.

Ke depan, strategi pengentasan kemiskinan harus lebih menyasar akar permasalahan, yaitu pemerataan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia. Dengan begitu, target pengurangan kemiskinan hingga di bawah 7% pada 2026 bukan hanya ambisi, tapi bisa menjadi kenyataan.