Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025, sebuah gerakan simbolik muncul dari kelompok warga sipil yang menamai diri mereka sebagai Aliansi Perlawanan Rakyat 17 Agustus ’45. Gerakan ini menginisiasi lomba pengibaran bendera bertema One Piece, menggunakan lambang bajak laut Topi Jerami dari serial animasi Jepang yang populer.
Pengibaran bendera ini bukan sekadar aksi estetika atau ekspresi fandom, melainkan dimaksudkan sebagai bentuk protes simbolik. Aliansi yang terdiri dari mahasiswa, seniman, pekerja, aktivis, dan komunitas-komunitas warga menyatakan bahwa aksi ini adalah respons atas apa yang mereka nilai sebagai krisis demokrasi dan penyelewengan makna kemerdekaan.
Mereka menyelenggarakan kompetisi bertajuk “Lomba Upacara Bendera One Piece pada 17 Agustus 2025 dengan Kultur Bajak Laut”. Peserta diminta mengirimkan video berdurasi maksimal dua menit yang bisa memuat narasi tuntutan sosial dan tagar-tagar yang menggambarkan keresahan publik. Pemenang lomba akan menerima hadiah khusus dari pihak penyelenggara.
Bendera Jolly Roger ikon bajak laut dari anime One Piece diadopsi sebagai simbol perlawanan terhadap kondisi yang dianggap penuh ketidakadilan. Menurut keterangan dari pihak aliansi, simbol ini mencerminkan semangat keberanian dan mimpi akan tatanan yang lebih adil, bebas dari tirani dan kemunafikan.
Pengibaran bendera diserukan dilakukan di berbagai lokasi, mulai dari rumah, kampus, jalanan, kendaraan, hingga media sosial. Mereka menekankan bahwa aksi ini bukan bertujuan merusak atau menodai makna kemerdekaan, tetapi justru untuk menegaskan bahwa semangat kemerdekaan sejati belum sepenuhnya terwujud.
Fenomena ini dengan cepat menyebar di media sosial dan memicu reaksi dari berbagai kalangan. Sejumlah tokoh politik menyuarakan kekhawatiran bahwa gerakan tersebut dapat mengarah pada provokasi dan dianggap berpotensi memecah belah masyarakat. Ada pula anggapan bahwa penggunaan simbol non-nasional dalam perayaan kenegaraan bisa mengurangi kehormatan terhadap bendera merah putih sebagai lambang negara.
Pihak pemerintah mengimbau agar kebebasan berekspresi tetap berada dalam koridor hukum dan tidak mencederai simbol-simbol negara. Disampaikan pula bahwa apabila aksi ini terbukti memiliki unsur provokatif atau dimaksudkan untuk menurunkan wibawa simbol negara, maka langkah hukum akan diambil sesuai aturan yang berlaku.
Munculnya simbol dari budaya populer dalam ruang-ruang politik dan sosial bukanlah fenomena baru. Di berbagai negara, karakter atau ikon dari film, animasi, maupun permainan kerap digunakan sebagai metafora untuk menyampaikan aspirasi rakyat. Dalam konteks ini, bendera One Piece dijadikan lambang perjuangan rakyat kecil melawan kekuasaan yang dinilai tidak berpihak kepada keadilan.
Meski menuai pro dan kontra, aksi ini mencerminkan tingginya kreativitas dan keberanian kelompok masyarakat sipil dalam menyuarakan keresahan mereka. Sebagian melihatnya sebagai langkah kritis yang sah dalam sistem demokrasi, sementara yang lain menilai perlu kehati-hatian agar tidak mengaburkan nilai-nilai historis dalam peringatan hari kemerdekaan.
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki sistem pemerintahan yang unik dan dinamis. Sejak…
Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet), Silfester Matutina, bersama Sekretaris Jenderal Peradi Bersatu, Ade Darmawan,…
Kemiskinan masih menjadi salah satu tantangan besar dalam pembangunan nasional di Indonesia. Meskipun data menunjukkan…
Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan garda terdepan dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan…
Korupsi masih menjadi masalah yang meluas yang melemahkan efektivitas sistem tata kelola di seluruh dunia.…
Pemilu adalah momen penting dalam kehidupan demokrasi sebuah negara. Dengan proses pemilihan yang bersih dan…